Pertandingan Liga Champions kembali diwarnai kontroversi. Klub asal Skotlandia, Celtic, resmi melayangkan protes kepada UEFA setelah merasa dirugikan dengan keputusan VAR (Video Assistant Referee) dalam laga terbaru mereka. Pihak klub menyebut keputusan tersebut sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah penggunaan teknologi VAR.
Latar Belakang Kontroversi
Dalam pertandingan yang sarat gengsi tersebut, Celtic merasa momentum tim berubah drastis akibat keputusan VAR. Gol yang seharusnya sah justru dianulir, sementara insiden di kotak penalti lawan tidak digubris wasit meskipun telah ditinjau ulang. Situasi ini memicu kemarahan pemain, pelatih, hingga para suporter yang hadir langsung di stadion.
Sikap Celtic terhadap UEFA
Melalui pernyataan resmi, manajemen Celtic menyampaikan rasa kecewa mendalam atas insiden tersebut. Mereka menilai bahwa penerapan VAR yang seharusnya memberikan keadilan justru berbalik merugikan tim. Celtic pun menuntut evaluasi menyeluruh dari UEFA agar kasus serupa tidak lagi terulang di masa depan.
Reaksi Publik dan Media
Kontroversi ini cepat menyebar luas di media sosial. Tagar terkait Celtic dan VAR sempat menjadi tren, dengan ribuan komentar dari penggemar sepak bola yang mempertanyakan konsistensi penggunaan teknologi ini. Sejumlah analis sepak bola bahkan menilai bahwa kejadian tersebut semakin mempertegas lemahnya standar penerapan VAR di kompetisi Eropa.
Apa Selanjutnya?
UEFA hingga kini belum mengeluarkan tanggapan resmi terkait protes yang dilayangkan Celtic. Namun, insiden ini menambah panjang daftar kontroversi VAR yang masih menjadi bahan perdebatan sejak diperkenalkan. Banyak pihak berharap UEFA segera memberikan klarifikasi sekaligus perbaikan sistem agar kepercayaan terhadap VAR tetap terjaga.
Celtic mungkin bukan klub pertama yang mengkritisi penggunaan teknologi ini, tetapi protes mereka menegaskan satu hal: VAR masih menyisakan celah besar yang perlu dibenahi agar benar-benar membawa keadilan di lapangan hijau.
0 Komentar